Habis unas nih, horaaaaaay.. tralala trilili senangnya rasa hati. Bwehehe.
Legaa banget rasanya. Ada satu beban yang terlepas. Analoginya kayak ibu hamil selama 9 bulan 10 hari, bawa si jabang bayi kemana-mana. Kerja dibawa, sholat dibawa, mandi dibawa, bahkan bokerpun dibawa. Gak pernah kan terpikirkan oleh seorang ibu untuk meletakkan anaknya sebentar? (ya iyalah! Emang bisa?). Sungguh tiada yang bisa menggantikan jasa-jasa seorang ibu. Salut.
Balik lagi ke cerita..
Iya, lega banget habisnya unas. Meskipun belum tau hasilnya gimana, tapi ya optimis aja lah.
Nah, kan habis unas nih. Jadinya udah bisa pergi-pergi. Meski masih ada SNMPTN. Ingat, MASIH ADA SNMPTN. Aku di ajak ayah bunda buat ngurusin kerjaannya. Akhirnya kita ke kantor bunda yang ada di Sidoarjo. Urusan kantor udah selesai, ternyata bunda masih ada janji sama temen yang sama-sama notarisnya. Pergilah kita ke kantor biadab itu, disanalah segalanya terjadi.
Dijalan aku ketiduran. Adek tidur, bunda tidur, Vidi Aldiano tidur (lhoh). Cuman ayah yang sadar, lagi nyetir soalnya.
Udah sampe akhirnya bunda turun ngurusin kerjaan. Katanya ada tanda tangan kira-kira 7 orang-an. Kita semua nunggu di mobil. Aku bangun tidur.
“Yah, ke pom bensin yuk aku pengen pup”. Bangun-bangun sambil suara masih parau.
“Nggak usah, jauh. Numpang aja di kantornya tante Eka”. “Hmm malu yah masuk-masuk bilang kebelet pup”. “Yaudah gapapa, darurat”.
Akhirnya nurutin sang ayah.
“Permisi, mau numpang BAB”. Aku juga gatau kenapa hasus bilang kayak gitu. Karena begitu pintu masuk langsung ruang tamu, dan prosesi tandatangan ada disana. Otomatis aku lewat diantara orang-orang itu.
“Iya, ini anak saya”. Kata bunda. Mungkin betapa malunya bundaku saat itu.
“Sana minta tante Eka nunjukin kamar mandinya” bunda ngelanjutin.
Ebuset, kenapa kamar mandiya kayak gini? Jorok abis. Rumah kontrakan katanya. Mulai dari depan aja tampaknya udah kayak museum gitu. Kamar mandinya kayak kamarmandi tahun 60-an. Berantakan. Jorok. Tragis. Karena gak tahan akhirnya boker juga. Selama boker aku napas pake mulut, tutup mata, dan tutup hidung. Parah.
Besoknya..
Hmm, ini gara-gara habis boker dirumah tante Eka deh. Eh, kata ayah malah gara-gara aku gak pernah ganti baju. Padahal bener sih, hemat deterjen. Hidup ibu-ibu!
Akhirnya gatel-gatelnya sembuh setelah dibawa ke dokter. Sadis.
Posting Komentar